Allahmenyebutkan perak dalam firman-Nya di Alquran. Ini menunjukkan pentingnya perak bagi kehidupan manusia. Allah berfirman, "Sekiranya bukan karena manusia akan menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah itu atap-atap perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang Ketika Allah memberikan suatu perumpamaan kepada manusia, tidaklah perumpamaan itu dijadikan Allah sebagai suatu omong kosong belaka. Setiap perumpamaan yang Allah ungkapkan di dalam Al-Qur’an diungkapkan agar manusia mau berpikir. Salah satu perumpamaan yang diungkapkan dalam Al-Qur’an adalah perumpamaan mengenai cahaya Allah. [2435] Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Surah An-Nuur 24 berarti cahaya, dan ayat 35 dari ayat ini membicarakan mengenai cahaya Allah. Ketika Allah mengumpamakan sesuatu, sebagaimana layaknya perumpamaan, Allah mengambil contoh sesuatu yang dapat diketahui oleh manusia. “Cahaya” Allah jauh lebih hebat dari pada itu, tetapi dalam menjelaskannya kepada manusia, Allah menerangkan sesuatu yang dapat diketahui manusia. “Dapat diketahui” disini adalah tetap dapat dimengerti oleh orang-orang pada masa ayat tersebut diturunkan dan memiliki maksud tersirat yang tetap “dapat” dibuktikan oleh orang-orang di masa yang akan datangnya. Dalam usaha untuk menangkap maksud tersirat dari suatu ayat Allah dalam Al-Qur’an, selalu kita lihat dalam redaksi aslinya. Mungkin ada sebagian orang yang mengatakan “Al-Qur’an tidak mengikuti tata bahasa Arab”. Tetapi tentu saja Al-Qur’an tidak terikat kepada tata bahasa atau grammar. Kata-kata Allah lebih tinggi maknanya dari sekedar mengikuti tata bahasa, dan setiap kalimat yang dikatakan oleh beberapa golongan “tdak mengikuti tata bahasa”, selalu ada maksud yang tersirat di baliknya. Tata bahasa adalah rumus yang di definisikan oleh manusia. Orang-orang arab pada zaman nabi pun, baik yang muslim maupun yang kafir, mengakui ketinggian bahasa Al-Qur’an. Sebagian menganggapnya lebih indah daripada puisi manapun, yang mana kita ketahui puisi sendiri sering tidak terikat pada tata bahasa. Dalam kaitannya dengan surah An-Nuur 24 ayat 35 di atas, secara tersirat menyebutkan apa yang telah ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern saat ini sebagai Listrik Kekekalan energi Spektrum cahaya Sebelum membicarakan lebih lanjut mengenai ketiga hal diatas, kita lihat terlebih dahulu terjemahan kata per kata dari surah An-Nuur 24 ayat 35 ini yang akan digunakan seterusnya dalam pembahasan ini, yaitu sebagai berikut “Allah cahaya langit dan bumi; perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah ceruk yang tak bercelah, di dalamnya ada pelita; pelita itu di dalam kaca; kaca itu seakan-akan bintang yang cemerlang; dinyalakan dari pohon yang diberkati – zaitun; tidak timur dan tidak barat; yang hampir-hampir minyaknya memendarkan sinar terang walaupun tidak disentuh api; cahaya diatas cahaya; Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki; dan Allah jadikan perumpamaan bagi manusia; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu“ Listrik dan hukum kekekalan energi Perhatikan potongan surah An-Nuur 24 berikut [2435] … perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah ceruk yang tak bercelah, di dalamnya ada pelita; pelita itu di dalam kaca; kaca itu seakan-akan bintang yang cemerlang; pelita itu seperti dinyalakan dari pohon yang diberkati – zaitun; tidak timur dan tidak barat; yang hampir-hampir minyaknya memendarkan sinar terang walaupun tidak disentuh api … Allah mengumpamakan “cahaya“-Nya sebagai sesuatu yang tidak sama dengan cahaya yang diketahui pada masa ayat ini diturunkan. Digambarkan bahwa cahayanya ini seperti suatu ceruk lubang/cekungan yang tak tembus kamisykaatin yang di dalamnya ada pelita/lampu di mana pelita ini berada di dalam suatu kaca zujaajatin yang mengindikasikan ceruk itu terbuat dari kaca, terlebih lagi kamisykaatin dan zujaajatin merupakan bentuk feminin, sedangkan pelita mishbaahun merupakan bentuk maskulin, yang mengakibatkan kaca ini terlihat seperti bintang yang terang dilangit malam. Pelita itu sendiri digambarkan seperti dinyalakan oleh minyak yang berasal dari pohon yang diberkati, yaitu pohon zaitun, dimana minyaknya mampu menerangi walaupun tidak tersentuh api. Apa yang terpikir oleh kita, di masa sekarang, jika mendengar suatu lubang, cekungan, ceruk terbuat dari kaca yang tak memiliki celah yang didalamnya terdapat cahaya dimana cahaya itu dinyalakan tidak menggunakan api sebagaimana lampu-lampu lentera yang digunakan di jaman dulu. Dan terangnya cahaya itu membuat “sang kaca” seperti bintang yang cemerlang ? Tentu saja jawabannya adalah salah satu penemuan terbesar sepanjang sejarah manusia, yaitu penemuan lampu listrik. Abad 19 merupakan abad dimana ilmu pengetahuan mengenai kelistrikan berkembang pesat. Dimulai dengan penemuan baterai oleh Alessandro Volta, sampai akhirnya penemuan bola lampu lightbulb listrik pertama oleh Thomas Alfa Edison. Bola lampu ini berpijar dengan memanaskan lempengan filamen dengan suhu yang tinggi dengan akhirnya bercahaya. Pemanasan ini dilakukan dengan menggunakan arus listrik melalui kabel yang dihubungkan dengan lampu tersebut. Lampu tersebut tidak menggunakan minyak dan api, tetapi menggunakan filamen dan listrik sebagai pengganti minyak dan api, dimana filamen tersebut jika dialiri listrik mampu berpendar dan bercahaya. Listrik ini sendiri terbentuk dengan sumber lain yaitu baterai atau pun sumber listrik lainnya. Terkait hal ini di katakan pula dalam ayat tersebut [2435] … pelita itu seperti dinyalakan dari pohon yang diberkati – zaitun; tidak timur dan tidak barat; yang hampir-hampir minyaknya memendarkan sinar terang walaupun tidak disentuh api … Dikatakan bahwa pelita itu seperti dinyalakan dari minyak yang berasal dari pohon zaitun yang khusus. Mengapa Allah mengumpamakan dengan pohon zaitun? Karena di zaman dulu, terutama di daerah arab dan mediterania, minyak zaitun digunakan sebagai bahan bakar untuk lampu. Tetapi lebih lanjut Allah menyatakan bahwa pohon zaitun ini, sebagai sumber penghasil “minyak”, bukan pohon zaitun biasa, akan tetapi pohon khusus yang mampu menghasilkan minyak yang mempu menerangi tanpa adanya api. Seperti halnya kilat, lonjakan listrik sendiri mampu memberikan cahaya yang terang, akan tetapi tidak lama. Untuk membuat listrik itu memberikan penerangan yang lama, dibutuhkan media lain yaitu filamen, dimana listrik disini berfungsi untuk memanaskan filamen sehingga akhirnya filamen berpendar. “Sang pelita” lebih lanjut di katakan sebagai “laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin“, “tidak timur dan tidak barat”. Sebagian tafsir mengatakan bahwa “laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin” disini mengindikasikan bahwa pohon zaitun disini adalah pohon yang tidak biasa, pohon khusus yang tidak tumbuh di timur maupun di barat. Hal ini mengindikasikan bahwa pohon tersebut bukanlah pohon zaitun secara fisik, akan tetapi sebagai suatu bentuk sumber energi yang nantinya akan menghasilnya “minyak” yang merupakan simbolisasi dari energi itu sendiri. Listrik sendiri, yang merupakan bentuk energi yang mengalir dari dari kutub positif ke kutub negatif, sering di asosiasikan juga dengan magnet yang memiliki kutub utara dan selatan. Bukan timur dan bukan barat. Dan energi listrik hampir-hampir menerangi, sebagaimana halnya kilat lightning, dan akan terus menerangi jika disalurkan ke dalam media lain yaitu filamen yang akan berpendar jika dipanaskan dengan energi listrik yang berubah menjadi energi panas, yang disimbolkan dalam ayat ini dengan “minyak”, menggunakan istilah metafora yang mampu diterima pada masa ketika ayat ini diturunkan dan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang akan membuktikannya di masa kemudian. Lebih jauh perlu di perhatikan juga bahwa “laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin” juga dapat di artikan sebagai “tidak memiliki tempat terbit dan tidak memiliki tempat tenggelam” dalam kaitannya dengan “sang pelita”. Ayat ini memberitahukan kita “sang pohon zaitun” sebagai sumber minyak baca sumber energi menghasilkan “sesuatu” yang mempu memberikan cahaya, akan tetapi “sesuatu” itu tidak lah terbit maupun terbenam. Tentu saja, listrik sebagai suatu bentuk energi sebagaimana yang diterangkan dalam hukum kekekalan energi, tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya dapat di ubah dari dan ke bentuk energi yang lain. Dalam kaitannya dengan lampu, listrik berubah menjadi energi panas sehingga mampu memanaskan filamen yang mengubah energi panas menjadi energi cahaya. Menurut teori “relativitas umum”, kekekalan energi ini bersifat relatif dan sebetulnya tidak bersifat kekal karena adanya lekukan umum wakturuang “manifold” yang tidak memiliki simetri untuk translasi atau rotasi. Dari sudut pandang agama, tentu saja semua bentuk energi awalnya diciptakan oleh Allah dan dapat dimusnahkan jika Allah berkehendak. Itu lah sebabnya dalam mengindikasikan energi yang dihasilkan oleh “sang sumber energi” atau “pohon zaitun khusus” ini menggunakan istilah “laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin“, yang berarti pada awalnya di ciptakan, dan suatu saat dapat dimusnahkan, akan tetapi dalam proses ditengah-tengah-nya tidak dapat di terbitkan baca diciptakan dan ditenggelamkan baca dimusnahkan oleh manusia, tetapi dapat di ubah dari dan ke bentuk energi lain, wallahu a’lam Spektrum cahaya [2435] … cahaya diatas cahaya nuruun ala’ nuurin… “nuruun ala’ nuurin” menggambarkan bahwa cahaya itu memiliki lapisan. Sebagaimana Allah menggambarkan bahwa langit itu berlapis-lapis dengan istilah “Dialah yang menjadikan tujuh langit, satu diatas yang lain” pada surah Al- Mulk 67 ayat 3, atau ketika Allah menggunakan ekspresi dan gaya bahasa yang sama ketika mengatakan kemurkaan yang berlapis di surah Al-Baqarah 2 ayat 90 “… Karena itu mereka mendapat kemurkaan diatas kemurkaan kemurkaan yang berlapis …” atau pada Ali-Imran 3 ayat 153 “… karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan kesedihan yang berlapis …“, maka di surah An-Nuur24 ayat 35 ini juga menerangkan bahwa pada dasarnya cahaya itu berlapis-lapis. Ilmu pengetahuan saat ini menyatakan bahwa cahaya itu terdiri dari beberapa lapisan spektrum. Cahaya itu sendiri merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik dimana apa yang kita sebut sebagai “cahaya” adalah spektrum elektromagnetik yang dapat terlihat oleh manusia visible spectrume. Spektrum elektromagnetik ini dibagi berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya, dimana yang diketahui manusia saat ini adalah mulai dari sinar gamma sampai dengan gelombang radio. Lapisan-lapisan cahaya atau dapat dilihat pada gambar dibawah. Sesuatu yang baru dapat diketahui dan dibuktikan saat ini akan tetapi telah disebutkan di dalam Al-Qur’an 14 abad yang lalu. Lebih lanjut Al-Qur’an menyebutkan mengenai zat pembentuk Jin sebagai berikut [1527] Dan Kami telah menciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas naari as-samuum [5515] dan Dia menciptakan jin dari nyala api maarijin “naari as-samuum” artinya “api yang juga memiliki sifat angin”. “samuum” berdasarkan Arabic-English Lane’s Lexicon dikatakan bahwa umumnya diartikan sebagai angin. Di beberapa terjemahan Qur’an dalam bahasa inggris dikatakan “samuum” sebagai angin yang berputar atau angin yang merusak. [1527] And the jinn We created before from scorching fire.terjemahan sahih international [1527] And the Jinn race, We had created before, from the fire of a scorching wind. terjemahan Yusuf ali [1527] And the jinn race We created earlier of the fire The Arabic word samum is sometimes understood to be pestilential wind of a pestilential fire. terjemahan Sedangkan “maarijin” secara literal berarti “api yang tidak berasap”. Jadi kedua ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa jin diciptakan dari api yang juga memiliki sifat seperti angin dan tidak berasap. Apakah sifat angin itu ? Jika api memiliki energi cahaya dan energi panas, maka angin memiliki energi kinetik, yaitu memiliki sifat bergerak dan mempunyai kecepatan. Saat ini diketahui bahwa sinar radiasi yang paling merusak yang pernah ditemukan manusia adalah sinar gamma gamma ray, sebagaimana spektrum radioaktif lainnya, sinar gamma bersifat panas dan membakar. Dengan nilai frekuensi yang tinggi seperti yang terlihat pada gambar di atas, yang berarti memiliki lebih banyak energi, sinar gamma bersifat paling merusak daripada yang lain. Selain itu karena memiliki panjang gelombang yang sangat pendek, sinar gamma hampir tidak dapat terbendung. Jika partikel alpha dan partikel beta hanya menyebabkan kerusakan/luka bakar pada lapisan kulit, maka partikel gamma dalam sinar gamma, dikarenakan ukurannya yang kecil, mampu menembus kulit dan merusak organ-organ dalam manusia tanpa disadari oleh manusia itu sendiri. Radiasi sinar gamma ini umumnya dihasilkan dari proses reaksi fusi nuklir. Dengan sifat yang membakar dan sangat merusak, merambat, bergerak dan memiliki energi sebagaimana layaknya angin, menjadikan sinar gamma sebagai “api yang tidak berasap dan bersifat angin“. Jika nembakar adalah sifat api energi panas, maka sifat angin yang dimiliki oleh sinar gamma disini adalah memiliki energi yang bergerak energi kinetik, energy in motion, wallahu a’lam. Dikatakan dalam website NASA bahwa “Hanya object yang sangat panas sekali atau partikel yang bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi yang dapat menghasilkan radiasi berenergi tinggi seperti sinar-X dan sinar gamma”. Jika benar jin itu dijadikan dari “api yang tak berasap” seperti sinar gamma gamma ray, apakah ini menjadikan jin itu kebal terhadap radiasi sinar gamma ? Ataukah mengakibatkan jin itu mampu dideteksi manusia sebagaimana manusia mendeteksi sinar gamma ? Menjawab pertanyaan ini, kita kembalikan kepada penciptaan manusia. Sebagaimana adam diciptakan dari tanah, pada dasarnya manusia itu berasal dari tanah. Apakah manusia bersifat seperti tanah ? Apakah manusia bisa diperlakukan sebagaimana kita memperlakukan tanah ? Apakah manusia tidak merasa sakit apabila dilempar dengan tanah atau lumpur, apalagi dalam jumlah yang besar ? Dari tanah, cahaya dan api, Allah menciptakan makhluk yang lain dan berbeda dari sifat bahan pembentuknya. Mengapa Al-Qur’an tidak mengatakan saja dengan jelas mengenai listrik, energi, spektrum cahaya dan sinar gamma? sekali lagi pertanyaan ini dikembalikan apakah orang-orang pada masa nabi Muhammad SAW pada saat Al-Qur’an diturunkan, orang-orang sudah mengetahui atau mendengar mengenai listrik, istilah energi, spektrum, maupun keberadaan snar gamma ? Sebagai wahyu Allah, Al-Qur’an menggunakan gaya bahasa yang tetap dapat dimengerti oleh orang-orang pada masa Al-Qur’an ini diturunkan dan tetap mampu selaras dengan apa yang ditemukan oleh manusia di masa yang akan datang. Keberkahan zaitun Sebagai penutup, mari kita lihat kembali potongan surah An-nuur 24 ayat 35 berikut [2435] … yang dinyalakan dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun … Ilmu pengetahuan saat ini telah dapat membuktikan mengenai khasiat dari pohon zaitun ini. Jika sedari dahulu buah zaitun olive dan minya zaitun olive oil banyak dikonsumsi sebagai makanan, obat dan bahan bakar untuk lampu, maka “keberkahan” pohon zaitun itu dibuktikan dengan penelitian yang ada di masa ini. Sebagian besar asam lemak yang dimiliki oleh buah zaitun dan minyak zaitun tergolong tipe mono-unsaturated, dimana asam lemak golongan ini tidak mengandung kolesterol. Dengan kata lain, buah zaitun dan minyak zaitun tidak meningkatkan kadar kolesterol akan tetapi menjaga kadar kolesterol dalam tubuh, sehingga minyak zaitun ini sangat bagik digunakan dalam memasak. Kegunaan lain dari minyak zaitun ini antara lain adalah pencegah kanker, mencegah radang sendi, membantu pertumbuhan tulang, mencegah penuaan, berperan baik dalam pengembangan otak anak, mengatur tekanan darah, dan mampu mencegah berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan organ dalam tubuh. Dengan banyaknya manfaat dari buah dan minyak zaitun ini, yang dibuktikan secara klinis dan eksperimen di masa sekarang, menjadikan pohon zaitun “pantas” dikatakan sebagai “pohon yang diberkahi”. Wallahu a’lam Maha benar Allah dengan segala firman-Nya dikutip dari berbagai sumber Untuk melihat dan mencari ayat-ayat Quran dapat melalui atau Panduan kata per kata dapat menggunakan Arabic-English Lane’s Lexicon Penyambung Tulisan -O0O- “Adakalanya Butiran Embun Merupakan Lentera Dalam Segenap Kegelapan…” Tentangfenomena pembentukan awan dan hujan itu, Alquran pun menjelaskannya secara akurat. Simaklah Alquran surat Annur ayat 43. ''Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)-nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih. Maka, kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga – Ciri-ciri energi bisa didapatkan dalam berbagai hal salahsatunya kitabsuci umat islam. Al-Qur’an adalah teks suci bagi jutaan umat Islam di seluruh dunia, dan berisi banyak referensi tentang energi. Ajarannya tentang energi dapat memberikan wawasan tentang kehidupan kita dan membantu kita memahami sifat alam semesta. Pada artikel ini, kita akan mengkaji 10 jenis dan ciri-ciri energi yang terdapat dalam Al-Qur’an. Melalui penjelajahan ini, kita akan mendapatkan pemahaman tentang bagaimana energi bekerja, ciri-cirinya, dan bagaimana hubungannya dengan iman kita. Mau Tahu Jenis dan ciri-ciri energi di dalam Alquran? Ciri-ciri energi – Secara umum, energi didefinisikan sebagai kekuatan atau daya yang dibutuhkan manusia untuk bekerja atau melakukan aktivitas. Namun, secara lebih universal, energi bersifat lebih luas lagi yang biasa disebut dengan istilah Bioenergi. Yaitu suatu daya intensitas yang menyusupi struktur-struktur anatomis dari semua benda tumbuhan, binatang, air, udara, manusia dan benda lainnya di alam semesta ini. Termasuk atmosfer yang ada di sekitarnya. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa energi bukan saja dimiliki oleh manusia saja, tapi juga dimiliki oleh seluruh benda ciptaan Tuhan. Suatu disebut Energi karena memiliki Ciri-ciri energi yang memiliki frekuensi, daya dan kekuatan untuk melakukan sesuatu dengan cara dan metode tertentu. Energi yang biasa dikaji dalam Ilmu Fisika, ternyata juga ada dalam perhatian ajaran agama Islam. Hal ini dibuktikan dengan adanya penjelasan mengenail jenis dan ciri-ciri energi di dalam Alquran. Secara jelas, Alquran menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan berbagai macam energi secara lebih lengkap dan detail. Hal ini secara tidak langsung membuktikan teori tentang Bioenergi yang ada di alam semesta sebagai kekuatan ilahi. Lalu, apa sajakah jenis serta ciri energi di dalam Alquran? Baca juga 7 Cara Menyerap Energi Alam Semesta Berikut ini beberapa jenis dan ciri-ciri energi di dalam Alquran yang sebaiknya Anda perhatikan. Dengan mengetahui berbagai macam energi di dalam kehidupan dan mengakuinya sebagai ciptaan Allah maka diharapkan Anda dapat semakin dapat memanfaatkan energi tersebut demi kemslahatan hidup Anda. Semoga bermanfaat. 1. Jenis dan ciri-ciri energi di dalam Alquran Energi Panas Kalor “ … ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api.” QS. Al-Mu’min 72 Ayat tersebut menjelaskan bahwa salah satu ciri-ciri energi panas atau kalor adalah dapat menjalar ke air sehingga dapat mengubah suhu air menjadi panas. 2. Jenis dan ciri-ciri energi di dalam Alquran Energi Cahaya “Demi matahari dan cahayanya di pagi hari.” QS. Asy-Syams 1 Ayat tersebut menjelaskan bahwa salah satu ciri-ciri energi cahaya dimiliki oleh matahari. Baca juga 99 MANFAAT BIOENERGI Bag. 1 3. Jenis dan ciri-ciri energi di dalam Alquran Energi Angin “Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu.” QS. Faathir 9 Ayat tersebut menjelaskan salah satu ciri energi angin adalah dapat menggerakan benda lain, salah satunya menggerakan awan. 4. Jenis dan ciri-ciri energi di dalam Alquran Energi Bunyi “Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya.” QS. Huud 67 Ayat tersebut menjelaskan bahwa salah satu ciri energi bunyi dapat terdengar dari gelombang suara keras. Baca juga Kecerdasan Bioenergi Mencerminkan Ekspresi Kesadaran 5. Jenis dan ciri-ciri energi di dalam Alquran Energi Air “Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” QS. Az-Zumar 21 Ayat tersebut menjelaskan salah satu ciri energi air adalah memiliki manfaat untuk menumbuhkan tanam-tanaman. 6. Jenis dan ciri-ciri energi di dalam Alquran Energi Kinetik “ … pada hari ketika manusia lari dari saudaranya.” QS. Abasa 34 Ayat tersebut menjelaskan bahwa salah satu ciri energi kenetik adalah dapat terlihat dari gerakan dan memiliki kecepatan, seperti “manusia lari dari saudaranya”. 7. Jenis dan ciri-ciri energi di dalam Alquran Energi Mekanik “Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” QS. Maryam 25 Ayat tersebut menjelaskan bahwa ciri energi mekanik dapat terlihat dari pangkal pohon kurma yang digoyang, lalu buah kurma tersebut akan jatuh ke bawah/permukaan tanah. Baca juga 18 Kelebihan Bioenergi Dibanding Energi Lainnya 8. Jenis dan ciri-ciri energi di dalam Alquran Energi Potensial “Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya.” QS. Al-A’raaf 107 Ayat tersebut menjelaskan bahwa energi potensial dimiliki oleh tongkat nabi Musa saat tongkat tersebut masih berada di tangan Nabi Musa. 9. Jenis dan ciri-ciri energi di dalam Alquran Energi Kimia “Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” QS. Quraisy 4 Ayat tersebut menjelaskan bahwa salah satu ciri energi kimia dimiliki oleh makanan yang mampu menghilangkan rasa lapar di dalam perut tubuh. 10. Jenis dan ciri-ciri energi di dalam Alquran Energi Radiasi “Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari sebelah Timur dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari cahaya matahari itu.” QS. Al-Kahfi 90 Ayat di atas menjelaskan bahwa salah satu contoh energi radiasi adalah sinar matahari. Baca juga Formulasi Ilmu Bioenergi Demikian beberapa jenis dan ciri-ciri energi di dalam Alquran yang perlu Anda ketahui. Energi yang diberikan oleh Allah tersebut bertujuan untuk bisa dimanfaatkan manusia dalam kehidupan keseharian. Jika Anda ingin memanfaatkan Bioenergi sebagai energi hidup yang ada di alam semesta untuk meningkatkan kualitas hidup maka sebaiknya Anda segera Pelatihan Quantum Bioenergi yang diadakan di Bioenergi Center. Di mana Anda akan dilatih untuk meningkatkan kekuatan energi positif dan membersihkan energi negatif yang ada di dalam diri Anda. Guna dimanfaatkan untuk kehidupan Anda, baik secara jasmani, rohani, mental, spiritual, emosional, sosial, dan ekonomi. Dengan begitu, setelah mengikuti pelatihan ini maka hidup Anda akan lebih berkualitas, lebih sehat, tenang, sukses, dan bahagia dunia maupun akhirat. Baca juga Manfaat Bioenergi Adjustment Untuk Seluruh Keluarga Anda
kayusebagai sumber energi modern ditampilkan pada perannya untuk menghasilkan energi listrik, panas dan juga bahan bakar yang ramah lingkungan. Melihat akan adanya potensi besar dalam pengembangan energi hijau tersebut, khususnya penggunaan kayu sebagai sumber bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan. Saat ini salah satu
Kita akan membahas tentang energi panas, tentu saja ini banyak kaitannya dengan ilmu pengetahuan, terutama dunia fisika. Langsung saja kita buka ayat yang menjadi pembahasannya, yaitu Surah Al-Mu’min ayat Swt. Berfirman ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api, Ayat di atas menjelaskan salah satu siksaan di neraka. Kata “air yang sangat panas” di dalam pelajaran IPA maupun fisika memiliki makna bahwa air tersebut memiliki energi panas. Lalu kalimat “mereka dibakar dalam api” juga merupakan pembuktian bahwa api memiliki energi panas dan bahkan sangat panas. Jadi ada 2 benda yang ditunjukkan ayat di atas yang memiliki energi pertama kedua Api. Peristiwa di atas menjelaskan betapa Al-Quran sangat melekat dengan ilmu pengetahuan dan sains. Tetapi bukan hanya ini saja yang terdapat di Al-Quranul Karim, masih banyak lagi ayat yang menjelaskan energi panas dan ilmu pengetahuan lainnya. Itu adalah bukti kebesaran dan keagungan-Nya yang memang sengaja Dia tunjukkan kepada kita semua. Semoga bermanfaat. - Unknown خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ artinya "Sebaik-Baik Kalian Adalah Orang Yang Belajar Al-Quran Dan Mengajarkannya."

IlustrasiFenomena petir dalam Al Qur'an (Foto: Dok. BBC) Jakarta -. Banjir dan hujan deras yang diperkirakan terjadi hingga hingga beberapa hari ke depan. Tak jarang sebelum hujan didahului petir

Jangan heran kalau ada yang menayakan ayat Alquran tentang listrik. Secara kata, memang tak akan ditemukan istilah Bahasa Arab yang artinya listrik dalam Al Quran. Namun unsur-unsur yang memang mengandung listrik, sudah termasktub dalam Al Quran, semisal kata petir, cahaya, kilat, halilintar dan sebagainya. Listrik merupakan rangkaian fenomena fisik yang berkaitan dengan keberadaan dan aliran muatan listrik. Listrik menyebabkan berbagai macam efek seperti petir, listrik statis, induksi elektromagnetik, dan arus listrik. Kehadiran listrik juga dapat menghasilkan dan menerima radiasi elektromagnetik seperti gelombang radio. Pada artikel kali ini kita akan membahas ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan kelistrikan, seperti cahaya, petir, petir, guntur, petir dan awan. Inilah beberapa ayat Al Quran yang dimaksud menurut Al-Baqarah 19 atau seperti orang-orang yang ditimpa hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena mendengar suara petir,sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. Al-Baqarah 20 Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. Al-Baqarah 55 Dan ingatlah, ketika kamu berkata "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya". Al-Baqarah 164 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati kering-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan. An-Nuur 35 اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لا شَرْقِيَّةٍ وَلا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Penjelasan An-Nuur 35 Penjelasan ayat di atas menurut Allah mengibaratkan "cahaya"-Nya dengan sesuatu yang tidak sama dengan cahaya yang diketahui pada saat ayat ini diturunkan. Dapat diilustrasikan bahwa lampu ini seperti sebuah yang tidak transparan yang didalamnya terdapat lampu, yang mana lampu ini berada di dalam kaca. Hal ini menandakan bahwa ceruknya terbuat dari kaca, yang membuat tampilan kaca ini seperti bintang yang terang di langit. Lampu itu sendiri digambarkan menyala oleh minyak yang berasal dari pohon yang diberkati, yaitu pohon zaitun, yang minyaknya mampu menerangi meskipun tidak tersentuh api. Bagaimana menurut kita, di masa sekarang jika kita mendengar ada lubang, cekungan, ceruk dari kaca yang tidak ada celahnya yang di dalamnya ada cahaya yang menyalakan lampu tidak menggunakan api seperti lampu lampion yang digunakan di masa lalu. Dan kecerahan cahaya itu membuat "kaca" seperti bintang yang cemerlang? Tentu jawabannya adalah salah satu penemuan terbesar dalam sejarah manusia yaitu penemuan lampu listrik. Abad ke-19 adalah abad dimana ilmu kelistrikan berkembang pesat. Dimulai dengan ditemukannya baterai oleh Alessandro Volta, hingga akhirnya penemuan bola lampu listrik pertama oleh Thomas Alfa Edison. Bohlam ini bersinar dengan memanaskan pelat filamen ke suhu tinggi dan akhirnya bersinar. Pemanasan ini dilakukan dengan menggunakan arus listrik melalui kabel yang dihubungkan ke lampu. Lampu tidak menggunakan minyak dan api, tetapi menggunakan filamen dan listrik sebagai pengganti minyak dan api, dimana filamen ketika diberi energi dapat berpijar. Listrik ini sendiri dibentuk oleh sumber lain yaitu baterai atau sumber listrik lainnya. Dikatakan bahwa pelita itu dinyalakan dari minyak pohon zaitun khusus. Mengapa Tuhan membandingkannya dengan pohon zaitun? Karena pada zaman dahulu, khususnya di Arabia dan Mediterania, minyak zaitun digunakan sebagai bahan bakar pelita. Namun lebih jauh Allah menyatakan bahwa pohon zaitun sebagai sumber "minyak" ini bukanlah pohon zaitun biasa, melainkan pohon khusus yang mampu menghasilkan minyak yang mampu menyala tanpa api. Seperti kilat, lonjakan itu sendiri mampu memberikan cahaya terang, tapi tidak lama. Untuk membuat listrik memberikan cahaya yang panjang, maka diperlukan media lain yaitu filament, dimana listrik disini berfungsi untuk memanaskan filament sehingga akhirnya filament tersebut bersinar. "Minyak" di sini dikatakan sebagai "bukan timur maupun barat". Beberapa penafsir mengatakan bahwa maksudnya menunjukkan bahwa pohon zaitun di sini adalah pohon yang tidak biasa, pohon khusus yang tidak tumbuh di timur atau di barat. Hal ini menandakan bahwa pohon tersebut bukanlah pohon zaitun secara fisik, melainkan sebagai suatu bentuk sumber energi yang akan menghasilkan “minyak” yang merupakan simbol dari energi itu sendiri. Listrik sendiri yang merupakan salah satu bentuk energi yang mengalir dari kutub positif ke kutub negatif sering dikaitkan dengan magnet yang memiliki kutub utara dan selatan. Bukan timur dan bukan barat. Dan energi listrik hampir menyala seperti kilat, dan akan terus menyala jika disalurkan ke media lain yaitu filamen yang akan berpijar bila dipanaskan dengan energi listrik yang berubah menjadi energi panas, yang dalam ayat ini dilambangkan dengan “minyak”, menggunakan sebuah istilah metafora yang dapat diterima pada saat ayat ini diturunkan dan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang akan membuktikannya di kemudian hari. Lebih lanjut, perlu dicatat bahwa "bukan timur maupun barat" juga dapat diartikan sebagai "tidak memiliki tempat untuk berdiri dan tidak memiliki tempat untuk tenggelam" dalam kaitannya dengan "lampu". Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa "pohon zaitun" sebagai sumber energi menghasilkan "sesuatu" yang dapat memberi cahaya, tetapi "sesuatu" itu tidak muncul atau terbenam. Tentu saja listrik sebagai salah satu bentuk energi sebagaimana dijelaskan dalam hukum kekekalan energi, tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya dapat diubah dari dan ke bentuk energi lain. Dalam kaitannya dengan lampu, listrik diubah menjadi energi panas sehingga mampu memanaskan filamen yang mengubah energi panas menjadi energi cahaya. Menurut teori "relativitas umum", kekekalan energi ini relatif dan sebenarnya tidak dapat diubah karena kurva umum "manifold" uang waktu yang tidak memiliki simetri untuk penerjemahan atau rotasi. Dari sudut pandang religius, tentunya segala bentuk energi pada awalnya diciptakan oleh Allah dan dapat dimusnahkan jika Allah menghendaki. Oleh karena itu dalam menyebutkan energi yang dihasilkan oleh "sumber energi" atau "pohon zaitun khusus" menggunakan istilah "bukan timur maupun barat", yang artinya semula diciptakan, dan suatu saat dapat dimusnahkan, tetapi di tengah dari proses tersebut, tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan oleh manusia, tetapi dapat diubah dari dan ke bentuk energi An-Nuur 43 Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara bagian-bagiannya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah juga menurunkan butiran-butiran es dari langit, yaitu dari gumpalan-gumpalan awan seperti gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya butiran-butiran es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. Fushshilat 13 Jika mereka berpaling maka katakanlah "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud." Fushshilat 17 Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta kesesatan daripada petunjuk, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan. An-Nisaa’ 153 Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata." Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami ma'afkan mereka dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata. Adz-Dzaariyaat 44 Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir dan mereka melihatnya. Ar-Ra’d 12 Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. Ar-Ra’d 13 Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, demikian pula para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya. Ar-Ruum 24 Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. Ar-Ruum 48 Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. Faathir 9 Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu. Al-A’raaf 57 Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya hujan; hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dengan demikian, Al Quran tidak hanya berkutat masalah agama, tetapi juga menjelaskan ilmu pengetahuan yang mencantumkan ayat al-qur'an yang berhubungan dengan energi atau muatan listrik atau prinsip dasar listrik, magnet, energi dan lainnya.
EnergiBatu – Dalam Al Quran, ada 18 ayat tentang batu. Di antaranya ayat tentang batu di neraka (Q.S. Al Baqarah [2]: 24), ayat tentang umat durhaka dihujani batu dari langit (Q.S. Al Anfal [8]: 32), ayat tentang penghuni gunung batu (Q.S. Al Fajr [89]: 5), dan ayat tentang pasukan gajah yang dilempari batu panas (Q.S. Al Fiil [105]: 4 Kalao kita ketahui listrik itu sudah ada sejak zaman dahulu namun manusia belum mengetahui akan danya listrik, kali ini saya akan menulis dengan judul ayat al quran tentang listrik. Pada zaman modern ini listrik sudah menjadi hal yang sangat di utamakan atau di butuhkan manusia tak bisa lepas dengan listrik. listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan utama kehdiupan sehari hari. listrik yang ada di bumi ini berasal dari berbagai sumber . di hasilkan oleh generator yang akan menghasilkan listrik kemana mana. energi listrik ini berasal dari satu sumber dan di ubah menjadi listrik yang kita gunakan sehari hari. Dari hal tersebut ayat al quran berbicara tentang "LISTRIK", kalo kita ketahui listrik itu sudah ada sejak para nabi ,namun manusia pada zaman dulu belum menemukan listrik, itu karena ilmu dan pengetahuan yang kurang. ALLAH berfirman dalam ayatnya Surat An Nur ayat 35 اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لا شَرْقِيَّةٍ وَلا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ Artinnya“Allah adalah Nur cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya itu, adalah seperti lubang yang tak tembus, yang didalamnya ada pelita. Pelita itu didalam kaca, dan kaca itu bagaikan bintang yang cemerlang bercahaya-cahaya seperti mutiara. Yang dinyalakah dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, yaitu pohon Zaitun ; yang tidak tumbuh di timur maupun di barat. Yang minyaknya saja hampir-hampir cukup menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahayanya diatas cahaya berlapis-lapis. Allah-lah yang menunjukki kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.dari ayat ini kita tau bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi sudah ada sejak dahulu namun manusia belum mengetahuinnya , dan ilmu yang ada di perumpamakan dengan hal hal lain ,hal hal ini yang dapat menjadikan fakta di balik ilmu itu semua. tak hanyya manusia yang dapat memberikan arti penting itu listrik namun al quran sudah berbicara dahulu sebelum listrik itu ada . kalo kita ambil contoh dalam surat an nur ayat 35 lampu itu bercahaya cahaya itu berada di dalam pelita atau kaca ,dan bola lampu itu sudah ada kan tu salah satu fakta surat an nur ayat 35 ayat al quran tentang listrik itu sangat benar tak bisa di ganggu gugat itullah salah satu bukti kekuasaan Alloh SWT. Jadi Al quran tak hannya berbicara masalah ibadah,hukum,iman dan lainnya namun al quran pun berbicara mengenai teknologi dan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini salah satunnya banyak hal yang dapat di galih pada al quran . al quran juga berbicara mengenai teori dasar listrik. sumber di sini

21 Dalil Naqli tentang teknologi. isyarat listrik dalam Al Quran’an.QS. Al Baqarah: 20. 20. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti.

Energilistrik merupakan sebuah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik dalam suatu rangkaian tertutup. Intinya energi listrik dapat diubah menjadi berbagai energi lain. Di atas sudah dijelaskan bahwa energi listrik dapat diubah menjadi energi panas, energi gerak, dll. Energi diperlukan untuk memindahkan sebuah benda. Ayatini terdapat dalam surah Al Baqarah. Surah Al-Baqarah (Arab: سورة البقرة‎, bahasa Indonesia: “Sapi Betina”) adalah surah ke-2 dalam Alquran. Surah ini terdiri dari 286 ayat, 6.221 kata, dan 25.500 huruf dan tergolong surah Madaniyah. Surah ini merupakan surah dengan jumlah ayat terbanyak dalam Alquran. d5tzZeV.
  • u7gw5q21sg.pages.dev/349
  • u7gw5q21sg.pages.dev/326
  • u7gw5q21sg.pages.dev/252
  • u7gw5q21sg.pages.dev/471
  • u7gw5q21sg.pages.dev/286
  • u7gw5q21sg.pages.dev/183
  • u7gw5q21sg.pages.dev/28
  • u7gw5q21sg.pages.dev/151
  • ayat alquran tentang energi listrik